ALAT MUSIK TRADISIONAL DAN LAGU DAERAH
ALAT MUSIK
TRADISIONAL
KOLINTANG
Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri dari
barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat musik ini dimainkan dengan
diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum. Kolintang merupakan
bagian dari budaya gong Asia Tenggara, yang telah dimainkan selama berabad-abad
di Kepulauan Melayu Timur - Filipina, Indonesia Timur, Malaysia Timur, Brunei,
dan Timor.[6] Alat musik ini berkembang dari tradisi pemberian isyarat
sederhana menjadi bentuk seperti sekarang.[5] Kegunaannya bergantung pada
peradaban yang menggunakannya. Dengan pengaruh dari Hindu, Buddha, Islam,
Kristen, dan Barat, Kulintang merupakan tradisi gong yang terus berkembang.
Alat musik ini dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat
seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai
konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada
rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan
"Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: " Mangemo
kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
TIFA
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur,
khususnya Maluku dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan
terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat
musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan
Tifa Bas.
Tifa mirip dengan alat musik gendang yang dimainkan dengan
cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau
dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya
digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus
dan indah. Bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran. Setiap suku di Maluku
dan Papua memiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.
Tifa biasanya digunakan untuk mengiringi tarian perang dan
beberapa tarian daerah lainnya seperti tari Lenso dari Maluku yang diiringi
juga dengan alat musik totobuang, tarian tradisional suku Asmat dan tari Gatsi.
Alat musik tifa dari Maluku memiliki nama lain, seperti
tahito atau tihal yang digunakan di wilayah-wilayah Maluku Tengah. Sedangkan,
di pulau Aru, tifa memiliki nama lain yaitu titir. Jenisnya ada yang berbentuk
seperti drum dengan tongkat seperti yang digunakan di Masjid . Badan
kerangkanya terbuat dari kayu dilapisi rotan sebagai pengikatnya dan bentuknya
berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya.
GENDANG
Kendang atau kendhang adalah instrumen dalam gamelan Jawa
Tengah dan Jawa Barat yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama.
Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendang yang
kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan
ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti
ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan
cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk
wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan
profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di
mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga
orang lain maka akan berbeda nuansanya.
GITAR
Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan
dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk
atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat
senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk
dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja.
Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat. Secara umum, gitar
terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik.
Gitar akustik, dengan bagian badannya yang berlubang (hollow
body), telah digunakan selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar
akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik senar-baja, dan gitar
archtop. Gitar klasik umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan
teknik fingerpicking komprehensif.
Gitar elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930an, bergantung
pada penguat yang secara elektronik mampu memanipulasi bunyi gitar. Pada
permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan berlubang (hollow
body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid body) dirasa lebih sesuai.
Gitar elektrik terkenal luas sebagai instrumen utama pada berbagai genre musik
seperti blues, country, reggae, jazz, metal, rock, dan berbagai bentuk musik
pop.
PIANO
Piano adalah alat musik yang dimainkan dengan jari-jemari
tangan. Pemain piano disebut pianis.
Pada saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras
piano abad XX-an, seperti piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori (1655 –
1731) buatan 1720. Pasalnya, tegangan senar piano kala itu tidak sekuat
sekarang. Kini piano itu dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York.
Meskipun siapa penemu pertama piano, yang awalnya dijuluki
gravecembalo col piano e forte (harpsichord dengan papan tuts lembut dan
bersuara keras), masih menjadi perdebatan, banyak orang mengakui, Bartolomeo
Cristofori sebagai penciptanya. Piano juga bukan alat musik pertama yang
menggunakan papan tuts dan bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja
mirip piano telah ada sejak 1440.
Piano sendiri lahir dari keinginan untuk menggabungkan
keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat itu mendorong
Marius dari Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717), dan Christofori (1720)
dari Padua, Italia, untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma
ditunjukkan Bartolomeo Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord
dan spinet (harpsichord kecil) di Istana Florentine - kediaman Pangeran
Ferdinand de’Medici - inilah piano modern berakar.
Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan beberapa
bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip desain harpsichord, dengan dawai
menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi
letaknya menjadi sejajar lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen
musik lebih ringan, tidak mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para pembuat
piano Jerman menjawabnya dengan piano persegi. Sampai 1860 piano persegi ini
mendominasi penggunaan piano di rumah.
Rangka untuk senar piano pertama menggunakan rangka kayu dan
hanya dapat menahan tegangan ringan dari senar. Akibatnya, ketika pada abad XIX
dibangun gedung-gedung konser berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai.
Maka, mulailah dibuat piano dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith
dari Inggris membuat suatu piano dengan rangka logam seluruhnya. Piano hasil
inovasinya mampu menahan tegangan senar sangat kuat, sehingga suara yang
dihasilkan pun lebih keras. Sekitar 1820, banyak pembuat menggunakan potongan
logam untuk bagian piano lainnya. Pada 1822, Erard bersaudara mematenkan double
escapement action, yang merupakan temuan tersohor dari yang pernah ada
berkaitan dengan cara kerja piano.
Dalam perkembangannya, sebelum memiliki 88 tuts seperti
sekarang, piano memiliki lima oktaf dan 62 tuts. Ia juga dilengkapi dengan
pedal yang digerakkan dengan lutut. Namun, kemudian pedal kaki yang
diperkenalkan di Inggris menjadi populer hingga sekarang.
LAGU TRADISIONAL
RASA SAYANGE
SOLERAM
ANAK KAMBING SAYA
SUWE ORA JAMU
APUSE
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete